Dewasa ini petani banyak mengalami kendala dalam mengembangkan usaha
pertanian. Salah satu kendalanya adalah serangan hama tikus sawah
(Rattus argentiventer). Tikus merupakan hama utama tanaman padi (Oryza
sativa L.) yang dapat menurunkan hasil produksi cukup tinggi. Pada
umumnya, tikus sawah (Rattus argentiventer) tinggal di pesawahan dan
sekitarnya, mempunyai kemampuan berkembangbiak sangat pesat. Secara
teoritis, satu pasang ekor tikus mampu berkembangbiak menjadi 1.270 ekor
per tahun. Walaupun keadaan ini jarang terjadi,tetapi hal ini
menggambarkan, betapa pesatnya populasi tikus dalam setahun.
Kerusakan dan penurunan hasil produksi padi sangat besar akibat dari
serangan hama tikus dan susah untuk dikendalikan. Hal ini disebabkan
tikus beraktifitas pada malam hari. Tikus dapat merusak secara langsung
yaitu mencari makan pada saat tanaman sudah mulai berbuah sedangkan
secara tidak langsung yaitu tikus merusak batang tanaman padi hanya
untuk mengasah gigi depannya. Kerusakan yang ditimbulkan oleh hama tikus
dapat dilihat pada batang padi yang terpotong dan membentuk 45oC serta
masih mempunyai sisa bagian batang yang tak terpotong. Dengan kondisi
kerusakan dan cepatnya peningkatan populasi tikus akan menurunkan hasil
produksi secara drastis.
Pestisida nabati adalah pestisida yang dibuat dengan memanfaatkan bahan-bahan alami yang ada disekitar kita untuk mengendalikan organisme pengganggu tanaman, seperti tumbuhan. Pestisida nabati memiliki keuntungan:
Pestisida nabati adalah pestisida yang dibuat dengan memanfaatkan bahan-bahan alami yang ada disekitar kita untuk mengendalikan organisme pengganggu tanaman, seperti tumbuhan. Pestisida nabati memiliki keuntungan:
1) relative aman;
2) ramah lingkungan;
3) murah dan mudah didapatkan;
4) tidak menyebabkan keracunan dan tidak akan menyebabkan hama menjadi resisten. Sedangkan kekurangannya yaitu penggunaanya harus berulang-ulang, tidak tanah lama, daya kerjanya lambat dan tidak membunuh hama secara langsung.
Ada beberapa jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai bahan pestisida nabati. Salah satu tanaman yang digunakan untuk mengendalikan hama tikus pada padi sawah adalah menggunakan tanaman cabai (Capsicum annum), buah jengkol (Phitecellobium lobatum) dan buah papaya tua (Carica papaya). Buah papaya tua langsung diberikan pada tikus hasilnya mati, sedangkan jengkol dan cabai menggunakan air hasil rendaman dari kedua jenis tanaman ini yang kemudian disemprotkan sehingga hama tikus menjadi berkurang nafsu makannya
2) ramah lingkungan;
3) murah dan mudah didapatkan;
4) tidak menyebabkan keracunan dan tidak akan menyebabkan hama menjadi resisten. Sedangkan kekurangannya yaitu penggunaanya harus berulang-ulang, tidak tanah lama, daya kerjanya lambat dan tidak membunuh hama secara langsung.
Ada beberapa jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai bahan pestisida nabati. Salah satu tanaman yang digunakan untuk mengendalikan hama tikus pada padi sawah adalah menggunakan tanaman cabai (Capsicum annum), buah jengkol (Phitecellobium lobatum) dan buah papaya tua (Carica papaya). Buah papaya tua langsung diberikan pada tikus hasilnya mati, sedangkan jengkol dan cabai menggunakan air hasil rendaman dari kedua jenis tanaman ini yang kemudian disemprotkan sehingga hama tikus menjadi berkurang nafsu makannya
Pestisida nabati untuk mengendalikan hama tikus menggunakan cabai, buah
jengkol dan papaya. Buah jengkol mengandung minyak atsiri, saponin,
alkaloid, terpenoid, steroid, tannin, glikosoda, protein, karbohidrat,
kalsium, fosfor dan vitamin. Cabai mengandung minyak atsiri, piperin dan
piperidin yang berfungsi sebagai repellent dan mengganggu preferensi
makan hama. Sedangkan buah papaya tua sebagai racun (enzim albuminose)
atau kaloid carpine dalam mengendalikan tikus dengan potensi yang cukup
besar karena buah papaya mengandung bahan aktif papain yang dapat
digunakan sebagai rodentisida.
Pembuatan pestisida nabati dengan bahan jengkol yaitu:
1) sebelumnya buah jengkol dikupas kulit luarnya maupun kulit arinya.
2) Kemudian kupasan jengkol direndam dengan air, perbandingan 1 kg : 10 liter air selama 24 sampai 36 jam sehingga air rendaman mengeluarkan aroma yang sangat menyengat yang dapat mengusir hama tikus
3) dengan meletakkan atau menyemprotkan larutan jengkol pada tanaman padi. Bukan hanya berlaku bagi tikus tetapi dapat mengusir burung yang menyerang tanaman padi.
1) sebelumnya buah jengkol dikupas kulit luarnya maupun kulit arinya.
2) Kemudian kupasan jengkol direndam dengan air, perbandingan 1 kg : 10 liter air selama 24 sampai 36 jam sehingga air rendaman mengeluarkan aroma yang sangat menyengat yang dapat mengusir hama tikus
3) dengan meletakkan atau menyemprotkan larutan jengkol pada tanaman padi. Bukan hanya berlaku bagi tikus tetapi dapat mengusir burung yang menyerang tanaman padi.
Pembuatan pestisida nabati dengan cabai yaitu:
1) Cabai ditumbuk halus kemudian direndam selama semalam.
2) Kemudian disaring dan
3) dapat langsung disemprotkan pada tanaman padi.
1) Cabai ditumbuk halus kemudian direndam selama semalam.
2) Kemudian disaring dan
3) dapat langsung disemprotkan pada tanaman padi.
Pembuatan pestisida nabati dengan bahan buah pepaya tua yaitu:
1) Buah papaya tua yang belum masak dikupas
2) Buah dipotong kecil-kecil sebesar dadu.
3) Kemudian disebarkan pada tempat yang biasa dilewati tikus.
bahwa dalam proses pembuatan rodentisida nabati buah papaya, mulai dari
pengupasan sampai penyebarannya harus menggunakan sarung tangan karena
indera penciuman tikus sangat tajam terhadap bau dan sentuhan tangan
manusia, sehingga kemungkinan tikus tidak akan memakan potongan buah
papaya tua yang diberikan. 1) Buah papaya tua yang belum masak dikupas
2) Buah dipotong kecil-kecil sebesar dadu.
3) Kemudian disebarkan pada tempat yang biasa dilewati tikus.
Seperti yang sudah diketahui, bahwa penyuluhan pada dasarnya adalah proses pemberian stimulasi dari pengajar kepada yang diajar, sehingga bisa mengarah pada perubahan kognitif, efektif dan psikomotorik. Oleh karenanya, pemanfaatan pestisida nabati untuk mengendalikan hama tikus perlu disosialisakan pada tingkat petani dengan melibatkan pemerintah, mulai dari tingkat Provinsi/Dinas Pertanian Daerah, sampai Pedesaan (Penyuluh / Kepala Desa)
trimakasih gan buat infonya,,
BalasHapussangat menarik,,
saya suka dengan artikelnya,,